Rabu, 23 April 2014

INFO



INFO!! SEMOGA BERMANFAAT

ALAMAT EMAIL MEDIA YANG MENERIMA PUISI/CERPEN/ESSAI BERIKUT HONORNYA

BERIKUT alamat-alamat email redaksi koran, majalah, jurnal dan tabloid yang menerima kiriman CERPEN/PUISI/ESAI.

1. Kompas
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com

Honorcerpen Rp 1400.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp 500.000,- (tanpapotong pajak–referensi Esha Tegar Putra), biasanya 2-3 hari setelah pemuatan,honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

2. Koran Tempo
ktminggu@tempo.co.id

Honor cerpentergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp 700.000,- honor puisi Rp600.000,- (pernah Rp 250.000,- s/d Rp 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer 2 mingguan setelah pemuatan.

3. Jawa Pos
ari@jawapos.co.id

Honorcerpen Rp 1.000.000,- (potong pajak), honor puisi Rp 500.000,- (referensiIsbedy Stiawan Zs), ditransfer 1-2 minggu setelah cerpen/puisi dimuat.

CARA MENGIRIMKAN TULISAN KE RUBRIK GAGASAN KORAN JAWA POS

Rubrik Gagasan Jawa Pos berisi sebuah ide yang unik dilengkapi dengan solusinya ditulis sekitar 100-250 kata. Dikirim ke opini@jawapos.co.id dengan Subjek : GAGASAN : JUDUL TULISAN...

Di akhir tulisan cantumkan CV/Curiculum Vitae (data-data kita sebagai penulis). Jangan dalam file terpisah. Kebetulan saya kemarin mencantumkan data-data saya bukan dalam bentuk narasi.

Contoh CV/Data-data penulis yang harus dicantumkan untuk rubrik Gagasan Koran Jawa Pos:

Nama penulis:

Alamat lengkap:

No HP:

Alamat email:

NPWP:

No rekening atas nama sendiri:

Honor sekitar Rp140.000,- (info dari Nurhayati Pujiastuti) dan pemuatan naskah di rubrik Gagasan tanpa pemberi tahuan. Bila naskah untuk Gagasan dalam waktu 5 hari tidak ada kabar berarti belum layak untuk dimuat.

4. Suara Merdeka
swarasastra@gmail.com

Kirimkancerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal10.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp 300.000,- (potong pajak),honor puisi Rp 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi viaemail/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatancerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksidi kota Anda—jika ada.

5. Media Indonesia
cerpenmi@mediaindonesia.com, cerpenmi@yahoo.co.id

Naskah cerpen maksimal 9.000 karakter. Honor pemuatan cerpen Rp 500.000,-dipotong pajak. (referensi dari Yetti A.Ka, Benny Arnas, Sungging Raga, dkk)

6. Republika
sekretariat@republika.co.id

Tidak adapemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuatpuisi. Honor cerpen Rp 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberaparekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cairalias agak susah cair honornya.

7. Suara Karya
ami.herman@yahoo.com (email terbaru, diinformasikan redakturnya di grup CC)
Menurut redakturnya honor cerpen Suara Karya sudah naik jadi Rp 250.000,-(tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

8. Jurnal Nasional
tamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com

Honorcerpen Rp 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untukkonfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

9. Pikiran Rakyat
khazanah@pikiran-rakyat.com

Honorcerpen Rp 300.000,- (tanpa potong pajak), hubungi bagian keuangan via teleponuntuk konfirmasi pencairan honor setelah 2-3 hari dimuat, honor ditransferseminggu setelah konfirmasi, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

10. Tribun Jabar
cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com

Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen bahasaSunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp 200.000,- (tanpapotong pajak). Honor ditransfer 1 minggu setelah dimuat.

11. Kedaulatan Rakyat
naskahkr@gmail.com, jayadikastari@yahoo.com
Panjang cerpen maksimal 5.000 karakter dengan spasi. Honor cerpen Rp 400.000,-

12. Joglo Semar (Yogyakarta)
harianjoglosemar@gmail.com

Honorcerpen Rp100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

13. Minggu Pagi (Yogyakarta)
we_rock_we_rock@yahoo.co.id

Terbitseminggu sekali setiap Jumat. Honor cerpen Rp 150.000,- hubungi redaksi viaemail/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung kekantor redaksi.

14. Radar Surabaya
radarsurabaya@yahoo.com, diptareza@yahoo.co.id

Honorcerpen Rp 200.000,- (potong pajak) . Honor cair seminggu setelah dimuat.

15. Lampung Post
lampostminggu@yahoo.com

Menerimacerpen, puisi, dan esai. Honor cerpen Rp 200.000,- Honor puisi kalau tak salahjuga Rp 200.000,- Sekarang honor sudah ditransfer langsung oleh bagiankeuangan, paling lambat 1 minggu setelah dimuat. Jika belum, silakan emailbagian keuangan di emil_lampost@yahoo.com

16. Padang Ekspres
yusrizal_kw@yahoo.com, cerpen_puisi@yahoo.com

Honorcerpen Rp 100.000,- s/d Rp 125.000,- honor puisi Rp 75.000,- hubungi redaksivia email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggalpemuatan cerpen, bisa diambil langsung, atau minta tolong teman mengambilkanhonor ke kantor redaksi.

17. Haluan (Padang)
nasrulazwar@yahoo.com

Honorcerpen Rp 150.000,- honor puisi Rp 100.000,- hubungi redaksi viaemail/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatancerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

18. Singgalang (Padang)
hariansinggalang@yahoo.co.id, a2rizal@yahoo.co.id

Honor cerpen Rp 50.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

19. Riau Pos
budayaripos@gmail.com, kabut.azis@gmail.com

Honor cerpen Rp 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

20. Analisa (Medan)
rajabatak@yahoo.com

Honor cerpen Rp 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

21. Sinar Harapan
redaksi@sinarharapan.co.id, blackpoems@yahoo.com

Honor cerpen Rp 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

22. Jurnal Cerpen Indonesia
jurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com

Honor cerpen Rp 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

23. Majalah Horison
horisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com

Honor cerpen Rp 350.000,- honor puisi tergantung berapa jumlah puisi yangdimuat, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi redaksi viaemail/telepon untuk konfirmasi pencairan honor atau bisa diambil langsung kekantor redaksi, dan kadang honor dikirim via wesel jika tidak ada nomerrekening.

24. Majalah Esquire
cerpen@esquire.co.id

Honor cerpen Rp 800.000,- (potong pajak). Jika akan dimuat ada konfirmasi dariredaksi.

25. Majalah Suara Muhammadiyah
redaksism@gmail.com

Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

26. Majalah Ummi
kru_ummi@yahoo.com

Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp 250.000,-(dipotong pajak) ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan. Adakonfirmasi jika akan dimuat.

27. Majalah Kartini
redaksi_kartini@yahoo.com

Honor cerpen Rp 350.000,- Sekarang honor ditransfer ke rekening penulissekitar 3 bulanan atau jika belum juga silakan hubungi redaksi via email atausosial media Kartini. Ada konfrimasi jika akan dimuat.

28. Majalah Alia
majalah_alia@yahoo.com

Honor cerpen Rp 300.000,- Ada konfirmasi pemuatan.

29 Majalah Femina
kontak@femina.co.id

Honor cerpen Rp. 850.000,- dan cair seminggu setelah dimuat. Ada konfirmasijika akan dimuat dan menanda-tangani surat pernyataan keaslian karya di atas matrai. Honor terakhir sudah naik. (Bisa ditanyakan pada Yulina Trihaningsih dan Nurhayati Pujiastuti)

31. Majalah Story
story_magazine@yahoo.com

Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via telepondari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 1-2 tahun. Honor cerpen Rp250.000,-

32. Majalah Gadis
GADIS.redaksi@feminagroup.com

Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Honor untuk Percikan (cerpen mini tigahalaman) Rp. 500.000,- Honor untuk Cerpen Rp 800.000,- ditransfer 2-3 minggusetelah majalah terbit.

33. Majalah Bobo
bobonet@gramedia-majalah.com

Honor cerpen Rp300.000 - Rp400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasipencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

36. Kompas khusus Cerpen Anak
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com

Pada subjek email ditulis CERPEN ANAK: JUDUL CERPEN. Honor cerpen Rp. 300.000,-Resensi buku anak honor Rp 250.000,- Honor cair tiga hari setelah pemuatan.

37. Tabloid Nova
nova@gramedia-majalah.com

Honor cerpen Rp 388.000,- Honor ditransfer sebulan setelah dimuat.

38. Tabloid Cempaka (Jawa Tengah)
sontrotku@gmail.com

Honor cerpen Rp 135.000, harus ditagih ke redaksi. Ada konfirmasi pemuatan.

39. Inilah Koran (Jawa Barat)
inilahkoran@inilah.com, redaksijabar@inilah.com

Honor: Rp100.000 (mahasiswa) dan Rp150.000(umum). Lebih baik minta dicairkan pada teman yang berdomisili di Bandung.

40. Majalah HAI (Majalah Cowok)
cerpen_hai@yahoo.com

Dengan spesifikasi: panjang tulisan maksimal 6000 karakter (berikut spasi).
6000 – 9000 karakter, ketik 2 spasi, kertas folio/A4 format rtf.
Kirim via e-mail dengan subjek CERPEN
Terbit tiap Senin.

41. Majalah Aneka Yes!
aneka@indosat.net.id or yess_pals@yahoo.com dengan subjek FIKSI

-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Sertakan pernyataan cerpen orisinil dan belum pernah dipublikasikan danbermaterai
Jika dalam waktu 3 bulan tidak dimuat, berarti cerpen tak layak muat.

42. Majalah CHIC
cerpen_chic@yahoo.co.id

Cerpen metro-pop, ketik 2 spasi. Atau Maks. 9rb CWS halaman A4

43. Tabloid Gaul
tabloid.gaul@yahoo.co.id

cerpen teenlit, maks. 8 hal. Folio, ketik 1,5 spasi, sekitar 10.000 karakter+spasi

44. Majalah Kawanku
cerpenkawanku@gmail.com

Cerpen remaja, maks. 8 halaman A4, ketik 2 spasi.
Cantumkan identitas lengkap, alamat, dan nomor rekening
Jika 3 bulan tidak dimuat, berarti cerpen tak layak muat.

45. Wonder Teens
majalah.teen@gmail.com, majalah.teen2@gmail.com
Cerpen teenlit, maks. 6 hal A4, ketik1,5 spasi

SUMBER: https://www.facebook.com/notes/ibu-ibu-doyan-nulis-interaktif/alamat-email-media-yang-menerima-puisicerpenessai/594480167273887

Ai, My Bestfriend



“Aku mau menjadi dokter di kampung ini, Fa,” begitu kata Ai padaku di suatu hari. Ah, tak kaget aku mendengarnya, kau memang seorang gadis yang mulia. Sudah sejak SMP aku dan Aizah bersahabat, mengukir masa-masa indah remaja bersama. Tak seharipun terlewatkan tanpa bertemu dengannya. Hingga hampir seluruh penduduk kampung mengerti bahwa jika ada Farah, maka selalu ada Aizah. Aneh rasanya jika salah satu dari kita berjalan sendirian, tak jarang banyak orang yang iri dengan persahabatanku dengan Ai, meskipun karakter kami berbeda. Ai seorang gadis yang lembut, sedangkan aku cenderung emosional.
Menyenangkan rasanya berboncengan sepeda saat pergi ke sekolah, lalu bermain di sawah. Berlomba menaikkan layang-layang di tanah lapang, menggembala kambing di padang, semuanya menyenangkan. Atau mencuri buah jeruk di kebun Wak Mamat, lalu bersembunyi karena takut melihat Wak marah, sungguh itu adalah kenangan yang takkan pernah aku lupakan.
Aku memang tak dilahirkan di kampung ini, melainkan anak ibukota yang mengikuti ayah bertugas. Maka betapa bahagianya merasakan kehidupan yang berbeda dengan hidupku sebelumnya, apalagi ketika Tuhan memberi sahabat yang teramat baik seperti Aizah.
Orang bilang, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dan hukum itu berlaku pula untuk kami. Pengumuman kelulusan SMU yang seharusnya membahagiakan untuk kami, justru semakin mendekatkan pada momen-momen dramatis.
Karena selepas SMU, kami harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Aizah akan mengambil program kedokteran pada sebuah universitas negeri yang ada di kota Bukittinggi. Sedangkan aku yang terobsesi berkeliling dunia dan menjadi seorang diplomat, harus melanjutkan kuliah di Jakarta, kota kelahiranku. Sebenarnya aku sudah memaksa Mama dan Papa agar membiarkanku kuliah bersama Ai. Namun keinginan ini ditolak, karena Papa berniat meminta mutasi ke Jakarta. Sungguh, kesedihan menggelayutiku setiap hari. Sejenak kulupakan hasrat menggebu untuk menjadi seorang diplomat, aku ingin tinggal di sini saja. Di kampung yang sudah terlanjur aku cinta, dan sahabatku Ai yang tiada duanya. Tak pernah aku bertemu seorang sahabat seperti dia, seorang sahabat yang selalu mengerti akan diriku. Tempat berbagi suka duka, mengingatkanku kala aku lupa dan berbuat salah. Mengimbangi saat emosiku tak menentu.
Dan perpisahan kami, adalah sebuah momen menyedihkan yang tak pernah aku lalui sebelumnya. Sebuah perpisahan dramatis, layaknya adegan sepasang kekasih yang dipisahkan. Aku menangis dan memeluk Ai erat, seperti takkan pernah bersua lagi. Aku menyadari bahwa akan berpisah berkilo-kilo meter jauhnya dari Ai, sahabatku
Kulalui hari-hari beratku di ibukota, namun aku beruntung Ai adalah seorang sahabat yang selalu menguatkanku. SMS dan telepon adalah sandaranku untuk tetap bisa tertawa dengannya. Kadang kami mengirim email untuk bertukar kabar.
Tahun berlalu, tentunya komunikasi tak sesering dulu. Apalagi rutinitas kampus menghabiskan banyak waktuku, begitu juga dengan Ai. Dia mengambil jurusan Kedokteran, pasti lebih sibuk dariku.
Tapi kali ini berbeda, sudah sebulan lebih dia tak menjawab email dan SMSku, nomor ponselnya pun tak aktif. Ada apa ini?
Apakah dia teramat sibuk, sampai sama sekali tak ingat padaku? Hingga akhirnya kukirimkan surat, berharap dia akan membacanya. Atau mungkin orang rumah akan membaca dan memberikan padanya.
****
Aku marah dan kecewa. Apa kau telah sengaja melupakanku Ai? Bahkan dua kali surat yang kukirimkan padamu, tak satupun yang kau balas. Apa kau sudah punya teman-teman baru yang membuatmu lupa padaku?
Liburan semester ini aku bertekad pergi ke Padang. Jauh dari keramaian Jakarta, menikmati indah dan sejuknya suasana kampung. Rindu makan rendang dan kue lemang, juga rindu berjumpa Aizah.
Ai pasti kaget melihatku sekarang, memakai jilbab seperti yang pernah dia katakan bahwa wanita muslimah wajib menutup auratnya. Ai, aku memang belum bisa sesolihah dirimu, tapi aku pasti bisa. Kubawakan gamis dan jilbab warna senada, oleh-oleh dari Jakarta seperti yang Ai pernah minta. Aku sengaja membelinya dua, satu untukku dan satu untuk Ai, agar orang mengira kita anak kembar. Pasti lucu dan menyenangkan.
***
Kuketuk pintu rumah Ai berulangkali, kosong seperti tak berpenghuni. Lalu muncullah Mamak Ida dari balik pintu, masyaAllah, rindu benar aku kepada Maknya Ai. Dia langsung tersenyum dan menangis melihatku, memelukku erat. Bahagia rasanya bahwa aku masih dirindukan, namun kenapa tangisan Mak Ida tak jua berhenti?
“Ai ada di rumahkah Mak?” Tanyaku. Namun Mak Ida malah menangis semakin kencang.
“Mak, ada apa?” Tanyaku bingung
“Kemarilah Fa,” ucap Mak sambil membimbingku untuk duduk.
“Aizah sudah meninggal,” ucap Mak Ida sambil tersekat
“Apa?” Ucapku kaget
“Mak tidak sedang bercanda kan?”
***
Aku tergugu di samping batu nisan yang bertuliskan nama Aizah. Tangisku tak jua berhenti, hatiku sampai nyeri menerima kenyataan bahwa Ai telah tiada. Bahkan aku jatuh pingsan kala Mak Ida bercerita bahwa Ai terkena musibah, dia tertabrak mobil saat pulang dari kampus.
Ya Allah, aku tak percaya telah kehilangan seorang sahabat terbaik dan terhebat dalam hidupku. Aku akan selalu berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni segala dosamu dan semoga kau selalu disayangi Allah seperti aku menyayangimu. Selamat jalan Ai, sahabat sejatiku.

Sabtu, 19 April 2014

TENSES


A: He speaks.
N: He does not speak.
Q: Does he speak?
§  action in the present taking place once, never or several times
§  facts
§  actions taking place one after another
§  action set by a timetable or schedule
always, every …, never, normally, often, seldom, sometimes, usually
if sentences type I (
If I talk, …)
A: He is speaking.
N: He is not speaking.
Q: Is he speaking?
§  action taking place in the moment of speaking
§  action taking place only for a limited period of time
§  action arranged for the future
at the moment, just, just now, Listen!, Look!, now, right now
A: He spoke.
N: He did not speak.
Q: Did he speak?
§  action in the past taking place once, never or several times
§  actions taking place one after another
§  action taking place in the middle of another action
yesterday, 2 minutes ago, in 1990, the other day, last Friday
if sentence type II (
If I talked, …)
A: He was speaking.
N: He was not speaking.
Q: Was he speaking?
§  action going on at a certain time in the past
§  actions taking place at the same time
§  action in the past that is interrupted by another action
when, while, as long as
A: He has spoken.
N: He has not spoken.
Q: Has he spoken?
§  putting emphasis on the result
§  action that is still going on
§  action that stopped recently
§  finished action that has an influence on the present
§  action that has taken place once, never or several times before the moment of speaking
already, ever, just, never, not yet, so far, till now, up to now
A: He has been speaking.
N: He has not been speaking.
Q: Has he been speaking?
§  putting emphasis on the course or duration (not the result)
§  action that recently stopped or is still going on
§  finished action that influenced the present
all day, for 4 years, since 1993, how long?, the whole week
A: He had spoken.
N: He had not spoken.
Q: Had he spoken?
§  action taking place before a certain time in the past
§  sometimes interchangeable with past perfect progressive
§  putting emphasis only on the fact (not the duration)
already, just, never, not yet, once, until that day
if sentence type III (
If I had talked, …)
A: He had been speaking.
N: He had not been speaking.
Q: Had he been speaking?
§  action taking place before a certain time in the past
§  sometimes interchangeable with past perfect simple
§  putting emphasis on the duration or course of an action
for, since, the whole day, all day
A: He will speak.
N: He will not speak. 
Q: Will he speak?
§  action in the future that cannot be influenced
§  spontaneous decision
§  assumption with regard to the future
in a year, next …, tomorrow
If-Satz Typ I (
If you ask her, shewill help you.)
assumption: I think, probably, perhaps
(going to)
A: He is going to speak.
N: He is not going to speak.
Q: Is he going to speak?
§  decision made for the future
§  conclusion with regard to the future
in one year, next week, tomorrow
A: He will be speaking.
N: He will not be speaking.
Q: Will he be speaking?
§  action that is going on at a certain time in the future
§  action that is sure to happen in the near future
in one year, next week, tomorrow
A: He will have spoken.
N: He will not have spoken.
Q: Will he have spoken?
§  action that will be finished at a certain time in the future
by Monday, in a week
A: He will have been speaking.
N: He will not have been speaking.
Q: Will he have been speaking?
§  action taking place before a certain time in the future
§  putting emphasis on the course of an action
for …, the last couple of hours, all day long
A: He would speak.
N: He would not speak.
Q: Would he speak?
§  action that might take place
if sentences type II
(
If I were you, I would go home.)
A: He would be speaking.
N: He would not be speaking.
Q: Would he be speaking?
§  action that might take place
§  putting emphasis on the course / duration of the action

A: He would have spoken.
N: He would not have spoken.
Q: Would he have spoken?
§  action that might have taken place in the past
if sentences type III
(
If I had seen that, I would have helped.)
A: He would have been speaking.
N: He would not have been speaking.
Q: Would he have been speaking?
§  action that might have taken place in the past
§  puts emphasis on the course / duration of the action