Minggu, 22 Maret 2015

A Love letter to my fubby

Malam, kutatapi ribuan bintang yang berserak di segala penjuru langit. Dan tetiba, segala tentangmu membanjiri pikirku. Yah kau, kau yang tak pernah aku tahu, tak pernah aku kenal tiba-tiba mengusik hening malamku.

Where are you now, my dear? Masihkah di sana, di belahan bumi utara? Atau kini kau telah melewati ribuan kilometer, dan kian dekat denganku. Sungguh, andainya aku tahu.

Dear,

Have you ever miss me, or wondering about me?

Seperti yang kurasakan sekarang, merinduimu pada batas angan yang tak lekang.



Waktu berlalu, mendetak harap pada tiap detik bahwa kau kan segera datang.

But you still not come..

Bahkan bayu pun tak pernah mampu membisikkan namamu padaku



Lalu, ku hanya mampu merangkai doa dan tengadahkan wajah ke langit. Melontarkan rangkaian doa yang telah kupilin dengan jutaan yakin, berharap langit kan memberi jawab. Semoga Allah memberi cahaya tuk terangi jalanmu, menujuku. I hope soon you find your way to me. Dear, im waiting here.



Ya, kutahu kita tak pernah mengenal sebelumnya. Seperti apakah dirimu, dan bagaimanakah adanya dirimu kini.



Mungkin saja detik ini, di hati dan pikiranmu sedang dipenuhi oleh kehadiran seseorang dalam hidupmu. Ya seseorang, bukan aku.

Namun kupercaya dengan sepenuh jiwa, jika aku adalah takdirmu, no hell can burn your frozen love to me.



Atau mungkin, kau sedang menyibukkan diri. Mengindahkan akhlak, memperbaiki hati. Menjadi seorang khalifah, menunaikan amanah. Ya, tunaikanlah dulu amanahmu lalu segeralah kau temukan aku. Temukan aku dalam larik-larik cintamu pada-Nya.



Dan mungkin pula, di sisi hatimu tersimpan kerinduan. Menjejak mimpi beserta kepiluan. Berharap tuk segera menemukanku, bagian tulang rusukmu yang hilang. Akan tetapi, kau masih harus berjuang bergelut dengan kesabaran. Be patient, Dear Fubby.



Dear, I want you to know. Apapun dan bagaimanapun kita saat ini, tak pernah sekalipun aku lelah dan terlupa tuk mengutip namamu dalam lantunan kidung malamku. Berharap seluruh jagat raya mendengar dan meng-aminkan, kidung rindu di penghujung malam.



Semoga Allah menguatkan asa dan keyakinan, dan menjadikanmu seorang imam pilihan. Untukku, ya hanya untukku.



Lewat malam, kuingin berkata padamu. Uraikan segala beban rindu, padamu penopang hidupku.

Pada angin ingin  kukatakan, temanilah ia yang sedang tersendirian. Tersesat, berliku mencari jalan. Menyatukan dua jiwa yang terbelah, menjadi harmoni indah, pada satu rangkaian.



Please Angels, send my salaam to him

Tell him, I’m waiting with all of my dreams



Dear,

Ini suratku yang ke-entah. Belum lelah kutuliskan untukmu, meski tak tahu kemana harus dikirimkan. Surat yang belum beralamat.

But I do believe, someday, somehow it will reach you.



From,

Your Future Wifey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar