Pagi ini jadwal kelasnya Ridwan masuk ke sentraku. Hufft,
kepala ini sedang tak bisa diajak kompromi sedari pagi. Menyadari Ridwan bakal
ada di kelasku, membuat badan ini makin lemes.
Kenapa? Tingkahnya yang aneh,
karena dia suka sekali “bak-buk” ke teman juga guru. Sebenarnya bukan karena
dia “nakal”, tapi ya karena “aneh”. Dia suka sekali bergerak, dan mengarahkan
tangan dan kakinya ke orang lain tanpa merasa bersalah. Satu lagi, gak bisa
diem. Titik.
Sesaat setelah ice breaking aku melakukan pijakan awal
sebelum main pada anak-anak.
“Teman-teman siapa yang pengiin bisa bahasa Inggris?”
Tanyaku, yang langsung dijawab serempak oleh semua anak.
“Sayaaa...!!” Jawab mereka semangat
“Wahh, hebat semua. Kalau teman-teman rajin belajar bahasa Inggris,
Insya Allah suatu saat kalau besar bisa pergi ke luar negeri. Sekolah di luar
negeri, atau mau jalan-jalan ( ini sih keinginanku sebenarnya, he) juga boleh.”
“Teman-teman nanti bisa pergi pake pesawat ke Inggris,”
“Ihh, nonton sepakbola,” celetuk seorang anak
“Wahh iya betul, boleh nonton sepakbola juga. Atau bisa
pergi ke Amerika..,”
Buukk..!!
Belum sempat kuselesaikan kalimat itu, tiba-tiba salah
seorang anak memukulku dari belakang. Sontak aku kaget, dan menoleh dengan
wajah penuh tanda tanya. Masya Allah, ternyata Ridwan.
“Eeehh, pedel pop (maksudnya Paddle Pop) Amerika, itu
Israel!” Teriak Ridwan di depanku
OMG, helloyyy??? Perasaan dia dari tadi tidak mengikuti
obrolan kami dan muter-muter sendiri di kelas. Kok tiba-tiba? Aihhh.
“Ohhh iyaaa,” jawabku shock
Selepas itu topik berganti, menjadi pembicaraan seputar
Palestina dan Israel.
“Ridwan kok tahu tentang Israel?”
“Iyaa, jahat!” Jawabnya keras
“Nahh berarti Ridwan yang tenaganya kuat, Bu guru pindahkan
saja ke Palestina ya, buat bantu ngelawan Israel?”
Sontak dia langsung duduk rapi. Tapi hanya beberapa saat
kok, selebihnya muter-muter dan “bakbikbuk” lagi.