This is a real love or stupid feelings?
Ya, berulangkali hatiku bertanya dan tak
pernah kutahu apa jawabnya. Bukankah kini aku harus selalu menikmati senja
sendiri?
Menatap jingga hingga mentari benar-benar
redup. Menggurat cakrawala hingga kelam tiba-tiba menyapa.
Hey, i couldn't stop my feeling anymore.
Still same, since we met at the first
time.
Yang berbeda justru kenyataan. Dahulu dan
sekarang.
Dahulu, aku bisa menatap senyum yang
mengembang tatkala cahaya mulai menyapa dunia. Bersemangat bak kupu-kupu yang
lincah menari di putik bunga. Seakan membuat perayaan bahagia karena tlah
bermetamorfosa.
Dan kini, lambat darahku mengaliri nadi.
Tersumbat nafasku oleh hilang-mu. Putaran detik hanya menyeretku pada kata 'tak
pasti'.
Pada rembulan yang merindukan 'tuk menjadi
purnama. Inilah aku sekarang.
Bagai kuncup yang menantikan semi untuk
mekar, aku pun mengharap kau mendengar.
Bahwa, selama kau masih melihat jingga pada
senja. Maka, kau harus tahu bahwa di lubuk hatiku masih menyimpan cinta.
Pun aku tak terlalu bodoh
untuk mengerti, bahwa jalan ini telah buntu. Segala upaya telah terhenti, namun
entah mengapa rasa ini tak jua mati. Dan mengapa aku masih saja percaya, bahwa
kau pasti kembali.
Lalu, kau boleh bilang...ini cinta atau
gila?
rainy morning, 1215